1.1 Konsep Dasar PAKEM
PAKEM adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan belajar yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman dengan penekanan pada belajar sambil bekerja (learning by doing), sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemnafaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan efektif.
Dari pengertian di atas, jelas bahwa pendekatan PAKEM mengharapkan adanya keaktifan dan kekreatifan peserta didik, namun guru pun tetap dituntut untuk aktif dan kreatif pula. Karean bagaiman mungkin keaktifan dan kekreatifan siswa bisa dibentuk sedangkan gurunya tidak bersifat aktif. Tentunya agar pendekatan PAKEM ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka guru harus merancang pembelajarannya dengan baik, melaksanakannya dengan baik, dan akhirnya menilai hasil pembelajaran dengan baik pula. Di samping keaktifan guru, kreativitas guru juga sangat menentukan apakah skenario pembelajarannya dapat berjalan atau tidak.
1.2 Karakteristik Model PAKEM
Dalam setiap model pembelajaran tentunya ada yang menjadi karakter dari model pembelajaran tersebut. Berikut ini adalah karakteristik dari model PAKEM, yaitu:
a. Aktif, maksudnya model pembelajaran ini menuntut peserta didik untuk aktif dengan lingkungan sekolah dengan melibatkan diri dalam berbagai sesi pembelajaran.
b. Kreatif, maksudnya pembelajarannya membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran.
c. Efektif, maksudnya setelah peserta didik mampu untuk aktif, kreatif diharapkan proses pembelajaran menjadi efektif sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan mudah.
d. Menyenangkan, maksudnya, pembelajaran PAKEM dirancang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Dalam kaitan ini, Rose and Nicholl (2003) mengatakan bahwa pembelajaran yang menyenangkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Berusaha menciptakan lingkungan tanpa stress.
b) Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan. Anda ingin belajar ketika Anda melihat manfaat dan pentingnya bahan ajar.
c) Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umumnya hal itu terjadi ketika belajar dilakukan bersama dengan orang lain, ketika ada humor dan dorongan semangat , waktu rehat dan jeda teratur, serta dukungan antusias.
d) Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
e) Menantang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.
f) Mengkonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks.
Agar pembelajaran dapat menyenangkan dan efektif perlu melibatkan pembelajaran multi-indera, yaitu:
· Dengan membaca dan memvisualisasikan bahan ajar berati kita telah melihatnya Visual .
· Dengan memberi fakta kunci keras-keras, mengajukan pertanyaan, dan menjawabnya berarti Anda telah mendengarnya Auditorial
· Dengan menuliskan pokok masalah pada kartu dan menyusunnya dalam urutan logis berarti Anda telah melakukannya Kinestetik/Fisik.
Dalam PAKEM juga sebaiknya kita menggunakan SAVI, yaitu:
· Somatis, yaitu belajar sambil berbuat dan bergerak.
· Auditori, yaitu belajar dengan berbicara dan mendengarkan.
· Visual, yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan
· Intelektual, yaitu belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.
1.3 Komponen/Prinsip PAKEM
Sekurang-kurangnya ada empat komponen PAKEM, yaitu:
a) Mengalami, jadi peserta didik sebisa-bisanya harus mengalami proses proses pembelajaran seperti pengamatan, percobaan, penyelidikan dll. Sehingga diharapkan peserta didik bisa memahami suatu konsep ilmu melalui kesimpulannya sendiri.
b) Interaksi, maksudnya harus terjalin interaksi baik antara sesama peserta didik, maupun peserta didik dengan guru dan lingkungannya. Sehingga diharapkan pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik.
c) Komunikasi, maksudnya dalam pembelajaran ini komunikasi harus diupayakan dibentuk sebaik mungkin, interaksi tidak akan terjadi tanpa ada komunikasi.
d) Refleksi, maksudnya adalah memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan atau yang sudah dipelajarinya.
1.4 Jenis Penilaian yang Sesuai dengan Model PAKEM
Diantara jenis penilaian yang sesuai dengan model PAKEM adalah sebagai berikut:
a. Penilaian Otentik, yaitu penilaian dengan cara guru mengumpulkan informasi tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran peserta didik dengan berbagai teknik yang mampu membuktikan apakah tujuan pembelajaran telah dikuasai.
Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk:
(a) Menilai Kemampuan Individual melalui tugas tertentu;
(b) Menentukan kebutuhan pembelajaran;
(c) Membantu dan mendorong siswa;
(d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik;
(e) Menentukan strategi pembelajaran;
(f) Akuntabilitas lembaga; dan
(g) Meningkatkan kualitas pendidikan.
b. Penilaian tes lisan, tertulis dan perbuatan Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
1.5 Kelebihan dan Kekurangan Model PAKEM
Adapun kelebihan dari model PAKEM adalah sebagai berikut:
- Pembelajaran lebih menarik, dengan kata lain pembelajaran dengan metode ini dirasa lebih menyenangkan.
- Pembelajaran lebih variatif. Dengan kata lain, metode pakem ini memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran, tidak monoton dengan satu metode pembelajaran. Dan dalam beberapa hal pula, seseorang siswa dapat melakukan kegiatan melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara kemudian mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri.
Adapun kekurangnnya adalah model pembelajaran ini tidak hanya menuntut siswanya untuk aktif, proaktif dan kreatif tetapi juga tidak langsung memaksa guru untuk lebih menguasai medan. Seperti mampu mengelola kelas, penggunaan multimedia sungguh sangat ideal dalam mendukung pembelajaran ini. Namun masalahnya tidak semua sekolah mampu mengaksesnya dan ketika seorang guru tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai hal-hal yang harus ada untuk melakukan metode pembelajaran pakem. Guru yang tidak memiliki daya kreasi yang tinggi tidak akan mampu melakukan metode pembelajaran Pakem dengan baik di dalam kelas.
1.6 Bagaimana Menciptakan situasi Belajar yang efektif dengan PAKEM?
Dalam metode ini hal yang paling mendasar yang harus dilakukan oleh guru adalah merubah cara pikirnya bahwasanya pembelajaran tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap materi secara verbal namun membutuhkan daya kreativitas yang tinggi untuk mempermudah belajar siswa dan merubah pandangan bahwa belajar hanyalah ritual yang membosankan. Karena Pelaksanaan PAKEM juga memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya.
Selanjutnya, Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan dalam PAKEM jika peran guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi, dan memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif, membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan minat mereka melalui proses pembelajaran yang terencana.
siapa yang mencipta model paikem?
BalasHapus